Malam Takbiran; Bahagia, Haru dan Penuh Makna
9:35 PM
"Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar.
Laa ilaaha ilallah, allahu akbar. Allahu akbar,
wa lillaah-ilhamd."
Alhamdulillah, malam ini kita semua bertemu lagi dengan malam kemenangan bagi seluruh umat muslim; malam takbiran.
Gema takbir berkumandang dimana-mana
Kembang api menyala dan pecah di langit yang mulai gelap
Hati sudah bahagia menimang baju baru yang siap dipakai esok di Hari Raya
Maka nikmat Allah yang mana lagi yang kamu dustakan?
Diantara berjuta-juta kepala manusia, isinya pasti berbeda-beda.
Ada yang menganggap gema takbir hanya sebagai hiasan dari apa yang didengar semata.
Ada pula yang melewatkannya begitu saja
Ada yang bersenang-senang
Ada yang tetap ibadah dengan melantunkan gema takbir di masjid
Ada yang masih mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya di esok hari
Ada yang masih tulus bekerja terhimpit tanggung jawab
Ada yang bahagia dan menangis
Ada yang masih repot cari baju lebaran
Ada yang menganggap ini semua biasa saja
Ada yang menganggap istimewa
Buat saya, malam takbiran itu...
Suatu hal yang nggak bisa dianggap biasa. Di malam yang semalam suntuk penuh dengan gema takbir itu, bahkan seringkali jadi turning point dalam hidup saya. Bahkan kadang, di malam takbir, saya seringkali bikin resolusi baru untuk hidup saya, khususnya dalam hubungan saya dengan Allah Ta'ala.
Kalian gitu nggak sih? Kalo iya, berarti aku nggak aneh, kan? Hehehe..
Malam Takbiran Itu, Bahagia.
Kenapa saya bilang bahagia? Karena udah takbiran! Tandanya besok lebaran. Tandanya besok hari raya Idul Fitri sudah tiba, hari dimana kita semua akan kembali dalam keadaan fitrah atau suci jika kita benar-benar menjadi pemenang. Kok pemenang?
Iya, pemenang atas diri kita sendiri. Pemenang karena pada dasarnya selama bulan Ramadhan, kita sedang melakukan kompetisi.
Kompetisi melawan siapa? Syaitan? Kan mereka pada diiket?
Jawabannya, adalah melawan diri kita sendiri. Bukan hanya hawa nafsu, tapi pada akal kita, batin kita, jiwa kita, agar menerapkan sebuah kebiasaan baik yang insyaAllah seharusnya nggak dilakukan saat bulan Ramadhan saja. Tapi bisa tertanam di diri kita untuk terus menerus dilakukan di hidup kita selanjutnya.
Kalau kita bisa melawan diri kita sendiri, kita puasa, ibadah selama Ramadhan pol. ibadah-ibadah sunnah juga pol, artinya kita telah menang di bulan Ramadhan ini.
Kalau nggak pol, gimana dong?
Kalau menurutku sih, yang bisa menjawab kita layak masuk surga atau enggak, adalah diri kita sendiri. Jadi, yang bisa menjawab apakah kita sudah menjadi pemenang di Ramadhan tahun ini, ya diri kita sendiri.
Jadi intinya, selalu maksimalkan ibadah kita, apalagi di bulan Ramadhan. Penuh maghfiroh. Pahala dilipatgandakan. Nah kalo bisa mendapat ampunan dan pahala, siapa yang nggak bahagia?
Intinya mensyukuri apa yang udah dijalanin selama Ramadhan aja, sih. Terlebih lagi atas kesempatan yang masih dikasih sama Allah udah dikasih hidup sejauh ini.
Masih bisa ketemu Ramadhan, masih bisa ketemu lebaran, masih bisa denger alunan gema takbir yang merdu di malam takbiran.
Berbahagialah, karena bahagia itu nggak akan lupa, kalo kita bersyukur.
Jadi harusnya pesan-pesan ala-ala yang disampaikan itu bukan "Jangan lupa bahagia" tapi "Jangan lupa bersyukur".
Hehehe..
Malam Takbiran Itu Haru
Kadang saya suka terharu di malam takbiran. Selalu mikir, Allah masih ngasih saya waktu nggak ya untuk ketemu lagi Ramadhan dan lebaran tahun depan. Yah, namanya orang iman, nggak boleh takut mati katanya. Tapi karna saya mah apa atuh.. Belum merasa cukup tentang pahala yang saya punya, ya yang begini yang selalu memacu saya untuk selalu berbuat kebaikan dan memperbaiki diri dengan sebaik-baiknya. Iya udah gitu aja..
Tapi Allah kan mengikuti persangkaan hamba-Nya. Saya harus ber-khusnudzon kalau Allah masih memberi saya umur yang panjang.
Begitu juga dengan hidup orang tua saya, adik-adik saya, keluarga besar saya.. Kita tentu ingin senantiasa berkumpul dengan orang-orang yang dekat dan formasi yang lengkap, bukan? Maka dari itu, jangan lupa berdoa. Berdoa semoga semuanya senantiasa diberikan kesehatan, kelancaran rezeki, umur yang panjang..
Jadi bisa berkumpul terus, hidup barokah.. Fiddunya wal akhiroh. Kan tidak ada yang bisa mengubah takdir kecuali doa. Jadi, doa ini harus selalu sering-sering dipanjatkan dengan khusyuk.
Malam Takbiran Itu Penuh Makna
Terharu juga karena saya selalu make malam takbiran itu untuk moment merenung. Nggak direncanain sih, misalnya "ah malem ini udah malem takbiran, aku harus merenungi apa aja sih yang udah saya perbuat selama ini, buat introspeksi"
Nggak gitu juga sih, I think semuanya lebih terjadi secara alami.. Ya otomatis gitu.. Kayak Allah udah ngatur.. Alhamdulillahirobbilalamin masih dikasih akal dan batin yang peka sama yang Maha Menciptakan saya..
Banyak yang gunain moment tahun baru buat bikin resolusi, introspeksi diri, reborn gitu istilahnya.. Nah kalo saya kayak gitu lebih ke malam takbiran, nggak tahu kenapa, padahal ya besoknya senang-senang (lebaran).
Tapi biasanya kalo udah di atas jam 11 gitu (udah masuk kamar) sambil dengerin suara takbir dari masjid terdekat ya saya suka sambil merenung, bahkan kadang nangis sendiri
Suka merasa terlalu bersalah sama Yang Maha Menciptakan
Karena saya merasa begitu amat disayang
Bahkan dicintai
Dengan segala pertolongan yang Allah berikan
Saya suka merenung apa aja sih yang udah saya lakukan untuk kehidupan di dunia ini. Apakah saya sudah bermanfaat atau belum.
Apakah saya sudah memiliki pahala yang cukup atau belum. Ataukah saya sudah memiliki kebiasaan yang baik atau belum.
Banyak pertanyaan-pertanyaan tentang diri saya kepada diri saya sendiri
Pertanyaan itu terus menari-nari di kepala saya
Yang akhirnya nggak sadar bikin air mata jadi menetes
Dan membuat saya untuk berkomunikasi dengan diri saya sendiri
Bagaimana caranya agar saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari detik ini
Dan seterusnya
Disitu saya menyadari bahwa komunikasi intrapersonal sangat penting dilakukan
Untuk memperbaiki diri kita
Membuat keputusan untuk diri kita sendiri
Supaya kehidupan kedepannya lebih barokah dan bermanfaat. Inshaa Allah :)
****
Besok lebaran! Ayo bersiap-siap supaya tampil cantik di hari yang istimewa. Insya Allah kita semua menang, jadi kita berhak untuk tampil terbaik di hari yang suci.
Taqobalallahu minna waminkum.
Mohon maaf atas segala kesalahan yang diperbuat, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H.
Dari aku yang sayang banget sama keluarga.
Hehehe.
0 Comments