- 9:40 AM
- 0 Comments
"Buat yang beda dari diri kamu, tingkatkan kualitas diri kamu. Bukan anti cinta, tapi menyampingkan cinta sementara. Nanti ada waktunya, kamu akan memilih pada saat yang tepat, dan yakin, itu adalah orang yang tepat juga. Fokus sama kuliah, ibadah oke, loyalitas, kuliah oke, inget lah apa aja yang kamu targetin di masa depan. Emang nggak gampang, itu butuh waktu, apalagi seumuran kamu. Tapi setidaknya, kita udah mulai belok kanan, ketimbang sama dengan orang lain yang terus masuk ke arah kiri."
True.
Semuanya saya jadikan untuk menambah teman, menambah relasi, mengenal kepribadian mereka, biar nanti pada saatnya, kita bisa milih mana pribadi yang match buat kita, karena kita punya banyak referensi kepribadian orang-orang.
"Cinta tidak harus memiliki kok, cintai dulu diri kamu, bangun, dan beri perhatian se-positive mungkin, supaya nanti share pikiran kita ke orang akan lebih enak jadinya."Akhirnya, (lagi-lagi) gue menolak orang. Temenan emang lebih asyik kok. Maybe, more than friends, less than lovers.. Dan sejauh ini saya masih merasa nyaman..Akan ada waktunya, nanti...
Taken at one of corner in my bedroom. |
- 9:25 AM
- 0 Comments
Oh coffee. I adore you. |
Yang identik dengan kopi, biasanya rokok dan laki-laki. Saya perempuan, dan saya menyukai kopi, bukan mencandui kopi. Kopi itu dalam keadaan manis atau pahit, jika dinikmati tetap saja enak. Analogikan dalam kehidupan.
Entah karena apa, saya menyukai kopi. Sepertinya karena kebiasaan saya suka tidur larut malam. Papa saya, sebagai satu-satunya laki-laki dirumah, tidak menyukai kopi. Entah mengapa, anaknya yang pertama ini suka sekali dengan kopi.
Bukan setiap hari juga saya mengkonsumsi kopi, terkadang jika memang 'mood' untuk ngopi, pastilah saya ngopi. Tau bahaya dan manfaat kopi kan? Intinya kopi sebenernya bermanfaat. Kuncinya satu, ngopilah sesuka hati, tapi yang bijak. Apapun kalo berlebihan pasti hasilnya nggak baik. Boleh ngopi, asal jangan ngopi-paste. Plagiat.
Kopi. Saya menikmatinya dimanapun. Di rumah, warung kopi, tempat nongkrong, dari mulai Starbucks, J.Co, atau sekedar cafe/tempat makan biasa, bahkan sampai tempat ngopi harga mahasiswa yang secangkirnya cuma dipatok tiga ribu rupiah. Rasa.
Life's like a cup of coffee. |
Hidup itu seperti kopi. Pahit, manis, pekat atau tidaknya tergantung pada kamu menakar dan menyeduhnya. Rasa dalam hidupmu, tergantung bagaimana kamu membuatnya dan menyikapinya.
Jika hidup itu seperti kopi, mungkin pahit rasanya. Tapi bukan berarti itu akan selamanya pahit, banyak cara dan pilihan supaya pahit itu menjadi manis. Sepahit apapun hidup yang kita jalani, syukuri, nikmati semua. Dengan bersyukur, hal itu gak akan menjadi tambah pahit, mungkin kepahitan itu lama-lama akan hilang dengan sendirinya.
Teruslah bersyukur. Teruslah cari cara yang indah untuk menjadikan hidupmu lebih manis. Secangkir kopi secangkir semangat untuk malam ini. Selamat menikmati, hidup dan kopi.
Go listen.
Katy Perry - Cup of Coffee.
- 10:00 AM
- 0 Comments
havin a good time with my friends, we went to Sundak beach, GunungKidul, Yogyakarta a week ago. Pantainya menawaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan bangeeeeeett.. Indah banget beneran. Buat kalian kalo lagi liburan ke Jogja dan stay cukup lama, harus mampir kesini!
Jadi, pantai Sundak ini letaknya sebenernya jauuuuh bgt dari Jogja kota (kalo gw bilang sih jauh, kalo mau nyaman kudu naik mobil). Entah berapa kilo meter, tapi kalo dari Jogja kota kurang lebih 2 jam-an. Rutenya.. Pastinya ya kita ke arah gunungkidul itu. Yak, kita naik gunung. Medan jalannya emang serem banget, berkelok-kelok berliku-liku dan pas awal-awal naik gunung itu tanjakannya nikung tajem banget, untuk cewe-cewe yang mau kesana sendiri usahain yang nyetir mobil cowok aja. Seram. Daerahnya pun sepi kalo udah lewat Wonosari kota, kanan kiri hutan, rumah penduduk juga cuma ngumpul di beberapa titik aja. Dan kalo mau nikmatin sunset, kalo aku bilang sih mending nginep aja, sewa resort di deket pantai yang akan kita kunjungin, karena kalo malem jalanannya gelap, lampu cuma di beberapa titik aja, ya itu tadi, kanan kiri hutan. Horror men.
Jadi pantai Sundak ini adalah salah satu dari rangkaian pantai yang ada di Gunungkidul. Di Gunungkidul itu banyak sekali pantai dan semuanya indah. Bersih. Pasirnya putih. Waaaa mau deh touchdown di semua pantai itu! Aku sendiri juga nggak hafal urutannya gimana, kalo gak salah paling timur itu Pantai Sadeng dan paling barat itu Pantai Parang Endog. Aku sih emang banyak nanya, hehe, itu tau dari Ibu-ibu yang jual keripik rumput laut. Gak tau gimana urutannya dari barat ke timur, yang jelas banyak pantai yang aku tau selain Sundak, ada pantai Kukup, Krakal, Baron, Wediombo, dan masih banyak lagi. Kalo aku sih baru touchdown di Krakal, Kukup, sama Baron pas kemaren selesai Ospek. Terus sebelum ini, aku juga udah pernah ke Sundak sama temenku. Jadi ini kunjunganku ke Sundak untuk yang kedua kalinya.. :D
Pantai Sundak ini belom dikelola secara resmi oleh sebuah instansi. Termasuk juga pantai-pantai yang lain. Jadi masyarakat sekitar juga masih bebas beraktivitas di laut, di pantai, sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Tapi kalo Sundak itu karena bagus mungkin yah, jadi disini gak ada banyak perahu nelayan. Pure udah kaya pantai resmi untuk liburan! hehe. Kalo di Kukup apa Baron gitu ya, terus di pantai Sadeng juga itu banyak perahu-perahu nelayan, memang mereka beraktivitas disitu, dan kita juga bisa sewa perahunya kayaknya. Setauku sih, yang emang udah dikelola secara resmi itu pantai Indrayanti, sebelah Sundak. Pantai Sundak sama Indrayanti nyambung sebenernya, dipisahin sama bukit karang yang segede gaban. Kalo air laut lagi bener-bener surut, kita bisa kok melipir-melipir di pinggir bukit itu buat nyampe ke pantai Indrayanti. Sip, sama indahnya :D
Di Sundak bener-bener main sepuasnya nih, total! Abis temen-temenku pada main basah-basahan, alhasil aku yang tadinya nggak mau main air, pun ditarik biar ikutan basah juga. Biar adil, begitu katanya. Eh, malah jadi keasikan main. Wah.
Waaaa seru banget! Saya itu suka sekali pantai. Dan yakin, pasti bakal sering balik ke sini kalo lagi ada waktu luang!
Well, kita ngabisin waktu di pantai kira-kira cuma sampe jam setengah lima sore. Karena kita gak berencana untuk nginep, jadi kita gak lihat sunset. Soalnya takut kemaleman juga turun gunungnya *wuih* jadi ya pokoknya begitu deh. Minggu itu sangat melelahkan sekali. Hasilnya pun, kuliah hari Senin kita tepar semua #hore
Jepretan terakhir sebelum kita meninggalkan Sundak hari itu.. |
Batere kamera pun habis. Pulang dari sini, kita makan bareng gitu, sampe malem pun kita tiba di rumah dan.. capek. See you on the next post!
- 4:22 PM
- 0 Comments
Malem minggu. Jalan? Pasti. Tapi kali ini beda coy.. Kita nonton teater! Yay! Setelah sekian lama nggak pernah menyentuh dan menginjakkan kaki di gedung teater, akhirnya kemaren gue kesampean juga nonton teater. Dan untuk pertama kalinya juga, akhirnya gue tau Taman Budaya Jogja! Hahaha.. norak memang. Selama ini bolak balik Jkt-Jogja bahkan setahun terakhir stay di Jogja gue baru masuk ke TBY. Oalah, jadi begini. Agak mirip-mirip Taman Ismail Marzuki kalo di Jakarta. Maaf bgt gak sempet ambil gambar sebelum masuk gedung teater, saking begonya gue kebingungan teaternya itu pentas di gedung mana. Jadi pusing sendiri..
Oiya, sebenernya produksi dari teater kampus gue, TEATER ESKA ini udah gue tunggu-tunggu banget. Kenapa? Ya penasaran aja sih sama karya produksi teater yang udah cukup punya nama ini. Oiya, sebenernya pas dulu TEATER ESKA open recruitment, gue ikutan daftar loh. Cuma pas tau kalo teater latihannya harus total, kadang latihan dari malem sampe jam 2 pagi dan lain-lain, maka gue putusin gue batal ikut EsKa karena takut mengganggu produktivitas gue di kuliah.
Nah kebetulan salah satu sahabat gue, Ochel, ikut di produksi EsKa kali ini. Dan kayaknya sih, jadi peran utama. Jadi anak kecil gitu deh, sesuai sama badannya. Dia juga minta gue sama anak-anak yang lain nonton. Tapi pas itu gue cuma berdua doang sama Ika, soalnya yang lain pada ada acara. Dasar. Yaudah jadilah kita nonton berdua doang. Waktu itu sih geung teater penuh, banyak yang nonton, banyak dari kampus lain juga, pokoknya itu acara sukses deh gue bilang.
Solilokui Manusia 90° ini adalah produksi EsKa yang ke-31. Wow. Jadi sebenernya saya sendiri juga nggak tau Solilokui sendiri itu apa. Asing. Setelah saya searching di google sepulang menonton, ternyata:
Solilokui adalah gaya penulisan yang sangat bersifat personal. Berisi renungan, pengakuan dan kontemplasi untuk dirinya sendiri, namun dengan cara seolah-olah berdialog dengan orang kedua atau orang ketiga. Terkadang, digunakan juga untuk menyindir atau memberi nasihat kepada orang lain. Gaya Solilokui digunakan untuk menghindari tulisan yang bersifat mendikte.
*manggut-manggut*
Oh jadi gitu, ya bener sih, dari apa yang gue tangkep setelah nonton teater ini emang isinya seperti sindiran, dari renungan-renungan atas kecemasan yang lagi booming di kehidupan saat ini. Jadi gini ceritanya, Manusia 90° adalah manusia yang mengutuk dirinya sendiri. Manusia yang membawa kecemasan-kecemasan di dalam panggung kehidupan,. mulai dari persoalan agama, politik, lifestyle, pendidikan, marginalisasi perempuan, dan banalitas media.
Misalnya pada hal agama, yang saat ini kita temui terlanjur berkontaminasi dengan industri dan menawarkan paket menangis di televisi. Mungkin sindirannya, seperti yang berupa komoditi yang dimanfaatkan oleh industri
untuk dijual demi kepentingan kapitalis-ekonomis. Atau dengan pendidikan, yang mulai dimandulkan oleh ideologi pasar dan terkekang oleh kuasa negara. Semula, sekolah punya jargon "Mencerdaskan Anak Bangsa", tapi pada prakteknya hanya untuk anak bangsa yang punya modal dan kapital, dan puncaknya ialah pendeklarasian nama Sekolah Bertaraf Internasional. Dan selanjutnya dilihat dari aspek-aspek lain. Intinya teater ini tuh nunjukkin bahwa jaman sekarang ya semuanya edan, berantakan, dan identik dengan manusia modern, Ya apa aja yang terjadi di kehidupan selama ini, ditinjau dari berbagai sisi. Bagus. Bagus banget, semuanya dituangkan dalam suatu karya seni yang total. Lighting oke, sound oke, pemainnya total, kereeeen! Oya, teater ini sifatnya abstrak, jadi mungkin untuk orang yang gak peka atau mungkin baru pertama kali nonton teater, nggak langsung mudeng dengan ceritanya. Ya namanya juga teater abstrak, jadi ya apa yang disampaikan gak disampaikan secara langsung dan efektif, entah ya melalui gerakan / gesture, atau melalui bait-bait sajak yang kata-katanya itu mendalam dan penuh dengan kiasan.
Too bad, gue dan Ika nggak ngambil foto waktu teaternya main. Kita terlalu asik ngerekam, mengabadikan moment itu secara audio visual dari awal sampe akhir. Walah.. Jadi nggak bisa di-share di blog deh :s
But don't worry, I took some picture dong! Walaupun cuma dikit :(
She's my bestfriend, Ochel, dia memerankan anak SMP yang stress karna sekolahnya terlalu banyak nuntut ini itu, menghapalkan segala macam.
yang lagi megang pocong itu mas Ridho, senior di teater, sindiran terhada aspek agama.
Cuma ambil momen-momen terakhir, sisanya direkam :s
Untuk pementasan ini, EsKa touring ke 3 kota, pertama ke Semarang, Solo, baru terakhir di Jogja. Jadi di Taman Budaya Jogja ini adalah pementasan terakhir. Wow, it's so georgeous, guys! Dengan HTM Rp. 10.000,- aja nonton teater ini ya lumayan lah..
And after the show was end, now let's go to the backstage! Nah setelah pentas selesai.. Gue sama Ika langsung nyamperin Ochel dong keatas panggung. Kangen banget kita, karena dia ijin hampir semingguan buat touring pentas teater ini. Wawawa, malah banyak ambil foto disini. Sempet ke backstage juga, buset bo, berantakan banget, penuh dengan properti, kostum dll berserakan gajelas. OMG. Terus kita kenalan juga sama pemain-pemain lainnya. Sama anak-anak teater lainnya. Wah ya.. Ya gitu deh.
Ya jadi ya gitu. Intinya malem minggu itu seru.
- 11:56 PM
- 0 Comments